Pembacaan Firman:
*Mazmur 139:7-8,
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.
Renungan:
Seorang karyawan diminta untuk berdinas luar kota. Namun, kesempatan tersebut ia manfaatkan untuk bersantai dan jalan-jalan; sebab ia
merasa lepas dari pengawasan atasan. Pikirnya, atasan tidak akan tahu. Jika atasan menghubungi, ia punya ribuan dalih bahwa pekerjaan berjalan lancar.
Kebiasaan buruk serupa ini terkadang kita lakukan juga dalam kehidupan rohani. Kita bisa berlagak santai; menganggap bahwa Allah bisa dibatasi�tidak bisa terlibat jauh dalam segi-segi pribadi kehidupan dan pergaulan kita.
Pikiran seperti itu pernah menghinggapi Yunus. Tuhan meminta Yunus ke Niniwe untuk menyampaikan firman yang berisi teguran. Namun, Yunus menolak dan berusaha melarikan diri dari Tuhan. Ia pergi ke Tarsis�yang berlawanan arah dengan Niniwe. Mengapa Tarsis? Karena pikirnya, Tarsis adalah tempat yang cocok untuk menjauh dari Tuhan. Mungkin Yunus berpikir seperti kebanyakan orang Israel: Allah hanya hadir di tanah Israel. Tak mungkin Allah ada di negeri asing seperti Tarsis.
Kerap kali kita juga berpikir seperti Yunus. Entah berapa banyak di antara kita yang berpikir Allah hanya ada di persekutuan atau gereja. Allah tidak hadir di tempat kita bekerja, di sekolah, atau di kamar pribadi kita. Sehingga tatkala kita ada di tempat-tempat yang kita pikir Allah tidak hadir, kita merasa bebas berbuat dosa. Ini jelas salah! Kita harus belajar dari pemazmur yang berkata, �Ke manakah aku akan menjauhi Roh Tuhan? Di dunia orang mati pun ada Tuhan!�
Kita tak dapat bersembunyi dari Allah Yang Mahatahu. Bahkan jika kita ada di kegelapan klub malam pun, Allah tahu. Jadi, takutlah untuk berbuat dosa. Di mana pun dan kapan pun.
BODOHLAH ORANG YANG BERPIKIR DAPAT MENYEMBUNYIKAN DOSA DI HADAPAN ALLAH YANG MAHATAHU!
Kebiasaan buruk serupa ini terkadang kita lakukan juga dalam kehidupan rohani. Kita bisa berlagak santai; menganggap bahwa Allah bisa dibatasi�tidak bisa terlibat jauh dalam segi-segi pribadi kehidupan dan pergaulan kita.
Pikiran seperti itu pernah menghinggapi Yunus. Tuhan meminta Yunus ke Niniwe untuk menyampaikan firman yang berisi teguran. Namun, Yunus menolak dan berusaha melarikan diri dari Tuhan. Ia pergi ke Tarsis�yang berlawanan arah dengan Niniwe. Mengapa Tarsis? Karena pikirnya, Tarsis adalah tempat yang cocok untuk menjauh dari Tuhan. Mungkin Yunus berpikir seperti kebanyakan orang Israel: Allah hanya hadir di tanah Israel. Tak mungkin Allah ada di negeri asing seperti Tarsis.
Kerap kali kita juga berpikir seperti Yunus. Entah berapa banyak di antara kita yang berpikir Allah hanya ada di persekutuan atau gereja. Allah tidak hadir di tempat kita bekerja, di sekolah, atau di kamar pribadi kita. Sehingga tatkala kita ada di tempat-tempat yang kita pikir Allah tidak hadir, kita merasa bebas berbuat dosa. Ini jelas salah! Kita harus belajar dari pemazmur yang berkata, �Ke manakah aku akan menjauhi Roh Tuhan? Di dunia orang mati pun ada Tuhan!�
Kita tak dapat bersembunyi dari Allah Yang Mahatahu. Bahkan jika kita ada di kegelapan klub malam pun, Allah tahu. Jadi, takutlah untuk berbuat dosa. Di mana pun dan kapan pun.
BODOHLAH ORANG YANG BERPIKIR DAPAT MENYEMBUNYIKAN DOSA DI HADAPAN ALLAH YANG MAHATAHU!
Post a Comment