Ia Setia

Kejadian 6:9-22

"Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya" (1 Tesalonika 5:24)

Ada suatu kisah,  seorang gadis India bernama Nadia, menjalin asmara dengan seorang pria Eropa. Mereka saling mencintai, dan berjanji akan menikah. Namun, satu waktu pada waktu si pria harus kembali ke Eropa. Ia meminta Nadia menunggunya di stasiun dengan baju sari ( baju tradisioanal wanita India ) waktu ia datang.

Saat itu Nadia berumur 20 tahun, dan ia benar-benar melakukan permintaan kekasihnya tersebut. Tiap hari ia menunggu sang kekasih di stasiun. Sambil berdiri memakai pakaian sari, matanya memandangi tiap kereta yang datang.

Hari ganti mingu, bulan ganti bulan, tak terasa lima belas tahun Nadia menunggu dengan cara sama! Usia Nadia 35 tahun ketika orang telah menganggapnya gila, meminta dia melupakan kekasinya itu lalu menikah dengan pria lain.Tetapi Nadia tak bergeming sedikitpun.

Suatu ketika di umumkan adanya kunjungan seorang gubernur dari Eropa ke India. Stasiun kereta itu di sterilisasi. Semua orang tak boleh berdiri di jalur kedatangan tamu. Tapi meski polisi sudah berusaha meyuruhnya minggir. Nadia bersikeras. Hingga kereta gubernur itu tiba. Nadia tetap disana.

Polisi hampir bertindak kasar menyeret Nadia sebelum sang gubernur tiba dan segera menghentikan mereka. Gubernur itu menatap wanita berpakaian sari itu. Mata merekaa saling bertemu. Nadia tersenyum, tamu besar itulah pria yang di nantikannya selama 15 tahun. Dia telah kembali umtuk menikahinya.

Seiring dengan waktu, penantian akan janji Tuhan sering kali seolah tak pasti. Tapi jaminan bahwa itu akan di genapi adalah pasti. Dari bacaan kita hari ini, kita bisa bayangkan saja Nuh. Orang waras mana yang membangun kapal raksasa di puncak gunung? Apalagi, hingga seratus tahun berlalu, masih tidak ada tanda air bah akan datang.

Tetapi, iman kita tidak selalu berupa mencampakkan gunung masalah atau penyakit dalam sekejap mata.

Iman adalah pecaya pada kepastian janji Tuhan, entah itu setahun atau seratus tahun. Kita tetap percaya bahwa tercampaknya gunung hanya masalah waktu, tapi pasti tergenapi. Kalau sampai hari ini ” gunung-
gunung ” pergumulan dan masalah kita belum juga tercampak, kita bisa belajar dari Nadia dan Nuh hari ini: untuk senantiasa terus...terus..dan terus nantikan karena percaya. Ia pasti datang asal ....kita tetap setia menanti.

Tuhan Yesus Memberkati.

Post a Comment

Previous Post Next Post